Said Aqil: NU tidak anti-konglomerat, kita hormati mereka

Konglomerat harus mampu mengangkat kelas menengah menjadi mitra.

Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) yang juga Ketua PBNU, KH. Said Aqil Siradj (tengah) saat mendeklarasikan pengukuhan LPOK di Gedung Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Jakarta, Sabtu (11/1)/Foto Antara/Reno Esnir.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan NU tidak antikonglomerat, tetapi konglomerat harus melakukan upaya-upaya pemerataan.

"NU tidak antikonglomerat, kita hormati mereka. Alhamdulillah Indonesia ada konglomerat, kita bersyukur Indonesia punya konglomerat yang hight level, internasional bahkan," katanya kepada wartawan di Temanggung, Jawa Tengah, saat menghadiri pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Temanggung, Selasa (28/01).

Konglomerat, jelas dia, harus menarik atau mengangkat kelas menengah dan kelas menengah jadi mitra, bukan hanya jadi pendukung, bukan dieksplorasi, tetapi jadi mitra.

"Begitu pula selanjutnya kelas menengah pun harus mengangkat kelas kecil," ujarnya.

Kiai Said berharap NU selalu menjadi kekuatan sosial yang efektif, mampu mewujudkan keseimbangan. "Sekarang ini masih 'jomplang' karena sebagian minoritas menguasai kekayaan yang luar biasa, sedangkan mayoritas miskin, terpinggirkan, bodoh, dan penyakitan," ujarnya.