Sebut ekonomi kebodohan, kerja nyata Prabowo dipertanyakan

"Saya belum melihat kerjanya, kecuali jargon dan bunyi-bunyian yang nilainya besar."

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memberikan keterangan pers mengenai penganiayaan anggota BPN Ratna Sarumpaet, di Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa (2/10). /Antara Foto

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, mempertanyakan maksud pernyataannya calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang menyebut Indonesia saat ini menjalankan sistem ekonomi kebodohan.

Wakil Ketua TKN Jokowi-Maruf, Abdul Kadir Karding menyatakan, pernyataan Prabowo tak pantas, karena Ketua Umum Partai Gerindra itu belum pernah menunjukkan kerja nyatanya kepada rakyat. 

"Saya belum melihat kerjanya, kecuali jargon dan bunyi-bunyian yang nilainya besar. Mohon maaf sekali lagi, tanpa mengurangi rasa hormat kepada Pak Prabowo, kami belum pernah melihat prestasi, gagasan, bahkan kerja-kerja Pak Prabowo, terkait dengan memerhatikan rakyat," kata Karding di Rumah Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (12/10). 

Dia pun mengingatkan agar Prabowo tidak melupakan sejarah. Menurutnya, reformasi dijalankan untuk mengubah praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Praktik hitam tersebut, pernah dijalankan oleh oligarki Soeharto dan kroninya. 

"Siapa kroninya? Salah satunya adalah Pak Prabowo sebagai menantu (Soeharto). Saya kira secara tidak langsung, pasti beliau mendapat keuntungan. Dugaan saya, mendapatkan keuntungan sangat banyak," kata Karding.