Penelitian: Selama Covid-19, angka notifikasi kasus TB menurun 26%

Meski demikian, tidak ada peningkatan yang signifikan pada kematian semua penyebab, dibandingkan dengan periode sebelum pandemi.

Tatalaksana pasien COVID-19 dan TB di Indonesia sebagian besar dilakukan di puskesmas. Foto: Pearl Gan untuk OUCRU Indonesia

The Lancet Global Health, baru saja menerbitkan hasil penelitian yang menyoroti dampak buruk pandemi Covid-19 terhadap pengendalian tuberkulosis (TB) di Indonesia, negara dengan beban TB tertinggi kedua secara global dan beban Covid-19 tertinggi kedua di kawasan Asia.

Penelitian yang memaparkan analisis nasional yang komprehensif dari keterkaitan Covid-19 dan epidemi TB di Indonesia tersebut, menemukan bahwa selama pandemi Covid-19, angka notifikasi kasus (case notification rate) TB menurun sebesar 26%, dan angka cakupan pengobatan (treatment coverage) menurun sebesar 11%. Meski demikian, tidak ada peningkatan yang signifikan pada kematian semua penyebab, dibandingkan dengan periode sebelum pandemi.

Penelitian ini juga memaparkan, dampak terhadap program pengendalian TB nasional paling terasa di kabupaten/kota dengan kasus Covid-19 tertinggi dan sumber daya layanan kesehatan terendah. Terutama dalam hal kemampuan diagnostik TB serta jumlah dokter dan puskesmas yang terbatas. Ketiga hal tersebut merupakan komponen utama dalam tata kelola TB dan Covid-19.

Lebih lanjut, penelitian ini memberikan rekomendasi bagi para pembuat kebijakan dan praktisi kesehatan yang berupaya memitigasi kedua epidemi itu, termasuk menjadi acuan untuk melakukan investasi struktural lebih lanjut dalam kesiapsiagaan sistem kesehatan, termasuk akses ke layanan kesehatan berkualitas, untuk menuju sistem kesehatan lokal yang resilien menghadapi kejadian-kejadian seperti pandemi Covid-19.

Epidemiolog di Oxford University Clinical Research Unit (OUCRU) Indonesia dan Associate Professor di Monash University, Indonesia, Henry Surendra, sebagai penulis utama memaparkan, salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah penggunaan data surveilans nasional untuk TB dan Covid-19, ditambah dengan indikator pembangunan manusia dan kapasitas sistem kesehatan pada 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia dengan jumlah populasi keseluruhan lebih dari 275 juta orang.