Sengsara warga dalam sengkarut sampah di Sungai Cisadane  

Sumber air bagi jutaan orang, Sungai Cisadane sudah bertahun-tahun tercemar limbah dan sampah.

Aliran Sungai Cisadane di Tangerang, Banten. Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

Sudah sekitar satu jam lebih, pria bertopi itu berdiri di pinggir anak Sungai Cisadane. Mengandalkan galah yang ujungnya diberi pengait, ia telaten memunguti sampah yang menumpuk di badan sungai. Dengan cekatan, ia mencomot kemasan minuman dan makanan serta kantong plastik dari tumpukan sampah lainnya. 

Nama pria itu Husein. Ia bukan aktivis lingkungan. Tetapi, ia tinggal di Kebon Besar, Batu Ceper, Tangerang, Banten yang dilintasi anak Sungai Cisadane. Rumahnya tak jauh dari bantaran kali sehingga ia merasa punya semacam kewajiban memastikan air di kali itu mengalir lancar. 

"Sekarang masih sering hujan. Kalau tiba-tiba hujan, terus sampah masih banyak begini, di sini pasti banjir," kata Husein saat berbincang dengan Alinea.id di tempat ia "memancing" sampah di bantaran anak Sungai Cisadane, Rabu (1/6).

Husein mengklaim tumpukan sampah di kali itu bukan berasal dari warga setempat. Ia meyakini warga kampungnya tergolong tertib dalam membuang sampah. "Mungkin orang ada yang buang di mana terus sampai ke sini," ucap dia. 

Menurut Husein, petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang sebenarnya rutin membersihkan kali dari tumpukan sampah. Namun, kedatangan para petugas kebersihan itu sulit diprediksi.