Sia-sia subsidi kuota internet Kemendikbud di daerah 3T

Program subsidi kuota internet gratis diberikan Kemendikbud menunjang pembelajaran jarak jauh. Apakah bermanfaat untuk semua wilayah?

Ilustrasi kuota internet. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Sejak Juli 2020 lalu, di tengah ancaman pandemi Covid-19, peserta didik di SMA Katolik St. Ignatius Loyola Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) harus pergi ke sekolah untuk belajar tatap muka. Kegiatan belajar mengajar tatap muka itu diterapkan dengan sistem sif antarkelas.

Para siswa bergantian dua hari masuk per tingkatan kelas. Pada Agustus 2020, per kelas seminggu sekali mereka ke sekolah. Setiap sesi dilaksanakan pagi hingga siang selama lima jam, dengan peserta didik maksimal 15 orang. Pihak sekolah pun menerapkan protokol kesehatan selama kegiatan belajar.

Awal September 2020, wilayah Manggarai Barat, NTT sudah berubah menjadi zona kuning. Kegiatan belajar mengajar tatap muka pun diizinkan, meski tetap dengan pola sif.

“Senin depan rencananya waktu shift masing-masing kelas diubah. Jadi, menjalankan pembelajaran masing-masing selama dua minggu sekali. Bergantian terus,” kata salah seorang guru di SMA Katolik St. Ignatius Loyola Labuan Bajo, Carles Deon saat dihubungi reporter Alinea.id, Rabu (9/9).

“Itu berdasarkan petunjuk dari Dinas Pendidikan Kabupaten (Manggarai Barat).”