Situasi politik pada 2020 diprediksi berjalan dinamis

Pilkada Serentak 2020 diyakini membuat masyarakat semakin dewasa dalam berpolitik

Sejumlah pendukung putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka membawa poster saat ikut mengantarkan Gibran mengembalikan formulir pendaftaran pencalonan sebagai Wali Kota Surakarta di Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12). Foto Antara/R. Rekotomo/wsj.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memprediksi situasi politik di 2020 berjalan dinamis. Hal itu didasarkan indeks demokrasi di Tanah Air yang memiliki tren naik. Di mana pada 2020 ada perbaikan sistem politik. Bukan hanya itu, pendidikan politik juga berangsur positif untuk masyarakat. Demikian diungkapkan Plt Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Bahtiar.

"Pendidikan politik masyarakat akan meningkat dengan dilaksanakannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020. Pilkada dimaksud akan melibatkan sekitar 107 juta pemilih atau 68% dari total DPT Pemilu 2019," kata Bahtiar berdasarkan keterangan resminya, Selasa (31/12).

Pilkada Serentak 2020 diyakini membuat masyarakat semakin dewasa dalam berpolitik. Itulah sebabnya akan muncul pertarungan ide dan gagasan di ruang publik maupun parlemen sebagai bagian dari pendidikan politik bagi masyarakat.

Kendati demikian, menyongsong penyelenggaraan Pilkada 2020 akan ditemui tiga tantangan besar, yakni tantangan Integritas, profesionalisme dan manajemen tata kelola pemilu.

"Di tingkat kecamatan, desa/kelurahan dan di TPS setidaknya membutuhkan tiga juta penyelenggara pemilu ad hoc yang tersebar pada 270 daerah yang akan melaksanakan Pilkada 2020," papar Bahtiar.