Soal Komcad, Kemhan sebut Indonesia tertinggal

Peneliti bidang pertahanan dan keamanan LIPI, Diandra Menko menilai, pembentukan Komcad upaya memiliterisasi sipil. 

Seorang wartawan mengamati mobil Esemka tipe Bima 1.3 di Lapangan Apel Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (15/10/2019). Foto Antara/Aprillio Akbar/pras.

Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigjen TNI Dadang Hendrayudha menyebut, Indonesia telah ketinggalan dengan negara lain soal pembentukan komponen cadangan (Komcad). Padahal, Indonesia sudah 75 tahun mereka.

Dia merinci, peta kekuatan militer dan Komcad. Misalnya, jumlah penduduk China mencapai 1.405.930.000, memiliki tentara aktif 2.255.000 dan 800.000 tentara cadangan. Lalu, jumlah penduduk Amerika Serikat sebanyak 334.297.000, memiliki tentara aktif 2.580.255 dan 2.458.500 tentara cadangan.

"Jadi, kita sudah sangat ketinggalan. Singapura, tetangga kita, yang luas teritorialnya tidak lebih dari Jakarta. Jumlah penduduknya hanya 6 juta, dia tentaranya itu hanya 60.000, tetapi komponen cadangannya itu hampir seluruh masyarakat di Singapura," ucapnya dalam diskusi virtual, Rabu (24/3).

"Tujuannya apa? kalau ada ancaman, mereka sudah terorganisir, sudah terlatih, enggak mungkin kalau ada perang pegang senjata saja enggak ngerti," sambungnya.

Sebelumnya, peneliti bidang pertahanan dan keamanan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Diandra Menko menilai, pembentukan Komcad mengindikasikan upaya memiliterisasi sipil.