Soal penjarahan pascatsunami, Kapolri: Mereka itu lapar

Merasa panik dan takut sebab masyarakat melakukan aksi penjarahan

Sejumlah toko dan gudang yang rusak akibat diterjang gempa dan tsunami berkekuatan 7,4 SR di kawasan Pergudangan Kabupaten Donggala, Sulteng, Senin (1/10). ANTARA FOTO

Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian, meluruskan informasi mengenai adanya aksi penjarahan yang dilakukan oleh sejumlah orang pasca terjadi bencana alam gempa bumi dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. 

Menurut Tito, yang dilakukan masyarakat bukan tindak pidana kriminalitas. Mereka hanya panik dan takut kekurangan logistik baik makanan, minuman sampai bahan bakar minyak (BBM). 

"Bukan penjarahan, mereka itu lapar," kata Tito Karnavian di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta, Senin (1/10).

Lebih lanjut, Tito mengatakan, untuk ketersediaan BBM di Sulteng pemerintah sudah mengirimkannya mulai hari ini. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan instansi terkait antara lain Pertamina, Menteri BUMN, Garuda Indonesia, PLN dan Angkasa Pura. Dengan koordinasi itu, diharap listrik dan aktivitas di pelabuhan sudah kembali normal. 

"Kalau itu semua normal, maka logistik akan masuk dan masyarakat menjadi tenang," ujarnya.