Society 5.0 menuntut individu untuk cakap bermedia digital

Era Society 5.0 identik dengan masifnya pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Ilustrasi. Era Society 5.0. Foto: diskop.tulangbawangkab.go.id/

Dosen Ilmu Komunikasi E. Rizky Wulandari mengatakan, Society 5.0 menuntut individu untuk cakap bermedia digital. Yaitu mereka yang mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital. 

“Kecakapan digital perlu dimiliki untuk dapat menangkap peluang pekerjaan baru yang muncul dari perkembangan digital,” kata Rizky dalam keterangan, Rabu (19/10).

Rizky menyebut, peluang baru itu seperti bisnis e-commerce, dropship, digital marketing, pialang saham, programmer, pengajar, penerjemah, gamer, konsultan, event planner, social media specialist, SEO specialist, dan kreator konten.

“Selain kecakapan digital, ada soft skill yang perlu dimiliki di Era Society 5.0, di antaranya kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kemampuan berkolaborasi,” ujar Rizky.

Sementara, RTIK Provinsi Bali Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Ni Kadek Dwi Febriani mengatakan, Era Society 5.0 identik dengan masifnya pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Seiring dengan itu maka infrastruktur digital harus diperbanyak secara nasional. Namun, tidak hanya pembangunan secara fisik alias infrastruktur, SDM yang kompeten dengan kebutuhan era 5.0 juga perlu dikembangkan.