Srikandi Indonesia: People power bukan untuk memecah belah

Srikandi Indonesia berharap masyarakat tidak terprovokasi oleh aksi yang dapat memecah belah persatuan bangsa.

Para aktivis Srikandi Indonesia saat menggelar konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat. Alinea.id/Robertus Rony Setiawan

Para aktivis perempuan yang tergabung dalam Srikandi Indonesia, mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi oleh gerakan yang menolak penetapan hasil pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mantan aktivis Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Lidya Sartono mengatakan, people power yang saat ini berembus telah melenceng dari tujuan people power sesungguhnya.

"Karena people power yang benar itu untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia, bukan malah memecah belah persatuan," kata Lidya di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (21/5).

Mantan aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Vivin Sri Wahyuni mengatakan, upaya pengerahan massa yang dilakukan kelompok yang menyerukan aksi people power, dapat mengganggu ketertiban umum. Lebih jauh, hal ini dapat membahayakan keutuhan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.

Menurutnya, pihak-pihak yang tidak menerima hasil pemilu dapat menggunakan jalur hukum melalui Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

"Daripada aksi massa yang memicu ketidaktertiban disarankan untuk melakukan gugatan, karena telah tersedia lembaga-lembaga untuk mengadukan hal itu," kata Vivin.