Status Gunung Semeru turun jadi siaga, tetapi masih memiliki ancaman

Semeru sempat berstatus awas (level IV) seiring terjadinya erupsi pada 4 Desember 2022.

Gunung Semeru tampak di kejauhan dari kompleks pegunungan di Kaldera Tengger, Jatim. Wikipedia/Jan-Pieter Nap

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Semeru dari level IV (awas) ke level III (siaga) per Jumat (9/12) siang. Status awas sempat diberlakukan sejak 4 Desember 2022 seiring memuntahkan awan panas guguran (APG) dan memaksa ribuan warga mengungsi.

Penurunan status berdasarkan hasil pemantauan secara visual dan instrumental oleh Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) di Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, dan di Desa Agrosuko, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.

"Pengamatan visual menunjukkan saat ini masih terjadi aktivitas letusan, yang kemudian membuat tumpukan material letusan (pyroclastic cone) ataupun lidah lava saat cuaca cerah teramati asap kawah berwarna putih bertekanan lemah dengan intensitas tipis hingga sedang dengan tinggi 500 m di atas puncak," tutur Badan Geologi dalam keterangannya.

"Materi terjadi dua kali APG dengan jarak luncur hingga 6 km ke arah tenggara. Teramati guguran dengan jarak 300-500 m ke arah tenggara," sambungnya.

Hasil pengamatan juga menunjukkan masih adanya gempa-gempa vulkanik dalam dan dangkal dan berfluktuasi. Pasca-APG pada 4 Desember, terjadi empat kali APG dengan durasi dan jarak luncuran sudah menurun.