Survei KPAI: 88% responden anak bersedia divaksin Covid-19

Survei ini juga menemukan 9% responden merasa ragu dan 3% menolak.  

Seorang pelajar SMP mengikuti vaksinasi massal yang diadakan BIN, Rabu (14/7/2021). Dokumentasi BPMI Setpres/Lukas

Berdasarkan survei persepsi peserta didik tentang vaksinasi anak usia 12-17 tahun, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan, 88% responden bersedia divaksin Covid-19. Lalu, 9% responden merasa ragu, dan 3% menolak.  

Namun, hanya 36% responden bersedia yang sudah divaksin Covid-19. Kemudian, sebesar 64% responden bersedia yang belum divaksin Covid-19. Dari jumlah 6% yang belum divaksin tersebut, 57% di antaranya menyatakan belum divaksin Covid-19, karena belum mendapatkan kesempatan.

“Kemungkinan data ini menggambarkan bahwa ada persoalan vaksinasi anak yang belum merata di berbagai daerah di Indonesia,” ujar Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam keterangan tertulis, Selasa (31/8).

Sebesar 47% responden menyatakan, bersedia divaksin Covid-19 karena ingin tubuhnya memiliki antibodi, sehingga jika terinfeksi gejalanya menjadi ringan. Kemudian, sebesar 25% responden menyatakan bersedia divaksin Covid-19 dengan alasan ingin memiliki kekebalan terhadap Covid-19. Lalu, 24% responden menyatakan bersedia divaksin Covid-19 agar bisa segera mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM). Sebab, pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat ini diilai kurang efektif dan susah dimengerti. Terakhir, sebesar 2% responden mengaku dibujuk orang tuanya dengan merasa bahwa divaksin Covid-19 adalah kewajiban agar bisa bepergian kemana saja dan akses bantuan sosial dari pemerintah.

Sementara itu, 37% responden menyatakan tidak bersedia divaksin Covid-19 karena khawatir efek samping. Lalu, 15% responden merasa tidak perlu divaksin Covid-19 asalkan tetap bisa menerapkan protokol kesehatan. Kemudian, 10% responden mengaku menolak karena memiliki komorbid. Sedangkan 8% responden menyatakan menolak divaksin Covid-19 karena tidak yakin dengan merek tertentu. Serta, 8% responden menolak divaksin Covid-19 karena masih tetap bisa terinfeksi. Terakhir, 7% responden menyatakan menolak divaksin Covid-19 disebabkan tidak diizinkan orang tua.