Survei LSI: Jumlah masyarakat pro-Pancasila turun

Mayoritas yang menginginkan pemerintahan Indonesia berbasis agama meningkat 9% selama tiga belas tahun belakangan.

Peneliti LSI Ardian Sopa dalam keterangan persnya, Selasa (17/7) (Mumpuni/ Alinea).

Mayoritas yang menginginkan pemerintahan Indonesia berbasis agama meningkat 9% selama tiga belas tahun belakangan. Sementara sikap pro-Pancasila justru menurun 10%. Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei yang telah dilakukan sejak 2005 sampai 2018.

Dalam survei tahun 2005, sikap pro-Pancasila di masyarakat mencapai 85,2%, kemudian pada 2010 berubah menjadi 81,7%. Sementara hasil survei 2015 menunjukan hasil 79,4%, dan tahun ini angka terus terjun di 75,3%.

“Sekarang nilai-nilai Pancasila semakin luntur, semakin tidak terinternalisasi di masyarakat kita. Sehingga, ke depan perlu ada upaya-upaya menginternalisasi Pancasila ini,” ujar peneliti LSI Ardian Sopa, Selasa (17/7).

Dari survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden di 34 provinsi dengan margin of error 2,9%, ada faktor yang menyebabkan turunnya sikap pro-Pancasila. Faktor tersebut terdiri dari pertumbuhan ekonomi yang menurut masyarakat terjadi kesenjangan di dalamnya. Kedua, masifnya paham alternatif di luar pancasila yang digerakan oleh kelompok-kelompok tertentu sebagai pembanding ideologi yang ada saat ini. Ketiga, faktor sosialisasi dari masyarakat yang masih minim.

Penurunan sikap pro-Pancasila sangat terasa di beberapa segmen, yaitu masyarakat yang berpenghasilan rendah, beragama islam, dan masyarakat berpendidikan. Kendati demikian, hasil survei LSI menunjukkan adanya peningkatan sikap pro NKRI.