Tak ada gigi yang bisa jadi alat identifikasi korban Lion Air JT-610

Ondotologi Forensik sebut dari bagian tubuh yang ditemukan, hampir tidak ada gigi yang dapat diidentifikasi.

Anggota TNI AL membawa kantung jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (1/11/2018). ANTARA FOTO

Tim odontologi forensik Polri membeberkan hampir tidak ada gigi yang dapat dijadikan alat identifikasi dari jenazah yang sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati. Oleh karenanya, identifikasi melalui metode primer, yaitu gigi dan sidik jari belum mampu menemukan identitas jenazah.

Kepala Ondotologi Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Agustinus, mengatakan dari 65 kantong jenazah yang sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati, hanya ada satu gigi yang ditemukan. Namun, kondisi gigi itu pun tidak utuh.

"Sampai saat ini temuan gigi di post mortem hampir tidak ada. Hanya ditemukan satu buah gigi kondisinya sudah pecah," ujarnya di RS Polri Kramat Jati, Jumat (2/11).

Menurutnya, saat ini tim ondotologi forensik lebih memfokuskan pada pengumpulan data antemortem. Hal itu dimaksudkan agar saat ditemukannya gigi yang akan diidentifikasi, seluruh data berupa bentuk dan kondisi terakhir sudah siap untuk dibandingkan.

Khusus untuk data antemortem gigi, Agustinus menjelaskan, data dari dokter gigi yang pernah merawat para korban menjadi sangat penting. Kendati demikian, sampai saat ini data gigi itu juga belum banyak terkumpul.