Tak mau disusupi teroris lagi, UNRI akan perketat kegiatan di kampus

UNRI mengaku kecolongan atas penangkapan teroris di area kampus.

Tim Densus 88 bersama tim Gegana Brimob Polda Riau membawa barang yang mencurigakan dari area penggeledahan gedung Gelanggang Mahasiswa Kampus Universitas Riau (UNRI) di Pekanbaru, Riau / Antara Foto

Rektor Universitas Riau (UNRI) Aras Mulyadi, mengakui telah kecolongan karena kampus yang dipimpinnya digunakan untuk melakukan kegiatan terorisme. Terlebih, terduga teroris yang ditangkap polisi sempat menginap di area kampus selama satu bulan dan merakit bom di Perguruan Tinggi Negeri tersebut.

Dilansir Antara, pihaknya akan mengevaluasi kebijakan kampus agar tak mudah disusupi terduga teroris. Salah satunya dengan memperketat aturan menginap di area kampus.

"Kecuali untuk kegiatan akademis yang bisa kami tolerir ya," ujarnya.

Sementara itu, Kepolisian Daerah (Polda) Riau telah menetapkan Z sebagai tersangka dalam kasus kepemilikan bahan peledak berbahaya yang dirakit menjadi bom di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Riau. Adapun dua orang lain yang ditangkap bersama Z pada Sabtu (2/6), yaitu OS alias K dan EB alias B, masih berstatus saksi.

"Satu ditetapkan menjadi tersangka atas nama Z, kemudian dua lainnya masih saksi," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau, AKBP Sunarto.