Tak sesuai fungsi, warganet tolak penataan Tanah Abang

Hingga kini, petisi untuk menentang penataan Tanah Abang bagi PKL masih berlanjut.

Penataan di depan Stasiun Tanah Abang untuk PKL. (foto: Antara)

Sejak 22 Desember, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menutup Jalan Jatibaru, di depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Selanjutnya, kawasan itu ia peruntukkan bagi pedagang kaki lima (PKL) mulai pukul 08.00-18.00 WIB.

Mantan Mendikbud itu berdalih, konsep penataan tersebut merupakan upaya keberpihakannya kepada masyarakat, baik itu PKL, commuter, pejalan kaki, hingga transportasi umum. Anies pun terharap, kebijakannya itu bermanfaat untuk semua pihak.

"Semuanya nanti akan kita review dan kita pastikan bahwa trotoarnya dalam keadaan tertib, bersih dari mereka yang menghambat jalannya pejalan kaki, sehingga pejalan kaki daerah itu bisa leluasa berjalan," ujar Anies beberapa waktu lalu.

Namun, belum genap sepekan, kebijakan Pemprov DKI itu menuai pro-kontra. Bahkan, warga Ibu Kota yang merasa dirugikan akibat kebijakan Anies, memanfaatkan teknologi digital untuk menggalang dukungan.

Di change.org, tercatat ada tiga petisi untuk Anies-Sandi terkait penutupan jalan. Petisi yang diinisiasi oleh Iwan M, misalnya, hingga Rabu (27/12) sore, telah ditandatangani oleh lebih dari 10 ribu warganet. Mereka menuntut agar Pemprov DKI mengembalikan fungsi jalan dan trotoar Tanah Abang.