Taksi online: Lumbung pelecehan perempuan

Sejumlah perempuan bersuara soal pelecehan seksual yang mereka alami saat naik Grab. Grab diminta lebih selektif menyaring mitra pengemudi.

Ilustrasi perempuan pengguna jasa Grab./ Reuters

“Sahabat saya dicium di bibir dan tak bisa berkutik karena takut dibunuh oleh sopir GrabCar. Kemudian, sopir itu memaksanya untuk memberi bintang lima saat masih berada di mobil. Itu artinya sopir telah menyelesaikan orderan sebelum sampai tujuan.”

Curahan hati itu terekam di akun Instagram Jakarta Feminist Group Discussion (JFGD), Minggu (7/10). Saya menghubungi teman saya yang bergiat di situ, Anindya Vivi pagi tadi. “Ya, memang benar kejadian itu. Aku sempat bikin ceritanya juga di Instagram pribadiku,” ujarnya.

Saya lantas menelusuri Instagram dan tak berselang lama, screenshot ini sudah disebarkan oleh sejumlah akun lain, termasuk @LambeOjol.

Sebelumnya, di hari yang sama, akun Instagram @dearcatcallers.id juga mengunggah pembicaraan salah satu penumpang perempuan dengan sopir GrabBike yang mengantarnya. Si supir mengaku terangsang secara seksual pada perempuan ini. Bahkan, ia mengajak penyintas untuk pulang bareng esok hari. Tak terima, perempuan itu mengancam akan melaporkan ucapan tak senonoh dari sopir. Alih-alih takut, sopir justru menggertak penyintas dengan mencarinya di rumah dan kantor.