Tanda-tanda milenial terpapar radikalisme

Eks napi teroris Mukhtar Khairi ungkap indikasi anak muda terpapar radikalisme.

Foto tangkapan layar Eks napi teroris Mukhtar Khairi salah satu pemateri dalam diskusi Alinea Forum bertajuk Memperkuat Kontra Radikalisme, di Jakarta, Rabu (7/4/2021).

Eks napi teroris Mukhtar Khairi mengungkapkan, indikasi anak-anak muda atau milenial terpapar radikalisme biasanya mendadak menjadi saleh (alim). Ia juga menyebut, fenomena anak-anak muda terpapar radikalisme juga terlihat dari gerak-geriknya yang tiba-tiba bersikap ekslusif dalam beragama.

“Fenomena yang terjadi di anak-anak muda saat ini yang mendadak menjadi baik. Akhirnya mereka seakan-akan menerima suatu ilmu yang menganggapnya seakan-akan hal tersebut sudah final. Itu yang paling benar, sehingga itu perlu disosialisasikan,” ucapnya dalam diskusi Alinea Forum bertajuk ‘Memperkuat Kontra Radikalisme’, Rabu (7/4/2021).

Ia menilai, fenomena anak-anak muda banyak terpapar radikalisme disebabkan tidak mempelajari pemahaman agama secara menyeluruh. Biasanya, anak-anak muda saat ini belajar agama hanya melalui internet (sosial media). “Fenomena saat ini banyak anak muda yang kaget agama,” tutur Mukhtar.

Ia pun membantah kasus aksi teror Zakiah Aini (ZA) di Mabes Polri sebagai kegagalan deradikalisasi. Sebab, Zakiah Aini bukanlah narapidana teroris, sehingga masuk dalam ranah pencegahan. Apalagi, di era digital saat ini, kata dia, aksi teror tidak lagi membutuhkan komando.

“Jadi, enggak ada koordinasi. Tadi, saya katakan demikian, sehingga mereka berimprovisasi, berinovasi membuat bom sendiri juga kadang (mempelajari) dari internet),” ujar Mukhtar.