Tanggul laut raksasa dan kehancuran ekosistem di pesisir utara Jawa

Giant sea wall dirancang untuk memitigasi laju penurunan permukaan tanah antara 1 hingga 25 sentimeter per tahun.

Tanggul laut di daerah Muara Baru, Jakarta Utara sebagai antisipasi banjir akibat menurunnya muka tanah./Foto Hadua/X @DinasSDAJakarta/X @kotajaktim

Pemerintah berencana membangun tanggul laut raksasa (giant sea wall) di sepanjang pantai utara (pantura) Jawa. Pembangunan megaproyek ini terdiri dari tiga fase. Fase pertama (A) dilakukan dengan membangun tanggul pantai dan sungai, serta sistem pompa dan polder di wilayah pesisir utara Jakarta.

Fase pertama tersebut dibangun pada 44,2 kilometer lokasi yang dianggap kritis. Ditargetkan selesai pada 2030. Fase kedua (B) bakal dimulai pada 2030, dengan membangun tanggul laut berkonsep terbuka di sisi barat pesisir utara Jakarta. Terakhir, fase ketiga (C) akan dibangun tanggul lau adaptif sisi timur, yang rencananya dibangun mulai 2040.

Giant sea wall dirancang untuk memitigasi laju penurunan permukaan tanah antara 1 hingga 25 sentimeter per tahun, yang menyebabkan banjir rob di beberapa kawasan pesisir utara Jawa.

“Ancaman penurunan (permukaan) tanah dan banjir rob membahayakan keberlangsungan aktivitas ekonomi dan aset infrastruktur ekonomi nasional di wilayah tersebut,” kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam "Seminar Nasional Giant Sea Wall" di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (10/1).

Airlangga menyebut, di pantura Jawa terdapat 70 kawasan industri, lima kawasan ekonomi khusus, 28 kawasan peruntukan industri, dan lima wilayah pusat pertumbuhan industri.