Tantangan pemuda penggerak desa: Dipandang sebelah mata, tak dapat dana desa

Para pemuda desa resah karena dana desa yang mengalir dari pusat mayoritas hanya dipakai sebagai pembangunan fisik.

Ilustrasi pemuda penggerak desa. Alinea.id/Debbie Alyuwandira.

Buku agenda rencana pembentukan beberapa unit usaha desa menjadi pegangan Joko Ratmono dalam lima bulan belakangan. Pemuda Desa Labuhan Ratu VI, Lampung itu menyebut tiga agenda besar desanya, yakni membangun pasar tani, pasar ternak, dan merancang paket wisata safari tunggu gajah.

Joko mengatakan, tiga agenda besar tadi merupakan gagasan para pemuda yang sudah muak karena di Desa Labuhan Ratu VI terlalu menyasar pembangunan fisik.

“Seperti pembangunan jalan, selokan, dan lain sebagainya. Ide kami tidak tersalurkan,” ujar Joko saat dihubungi Alinea.id, Senin (27/12).

Gagasan itu muncul dari hasil rembuk para pemuda setelah melihat banyak warga desa yang kesulitan ekonomi imbas pandemi Covid-19. Ide mendirikan pasar misalnya, dipilih karena relevan memantik perputaran uang.

"Selain itu, kami berpikir banyak komoditas desa yang tidak bisa terjual karena tidak ada yang menyerap. Akhirnya kami merasa cocok buat pasar," ucap Joko.