TBC menginfeksi siapa pun tanpa pandang status ekonomi dan usia

Kerugian ekonomi akibat penyakit TBC ditaksir Rp136,7 miliar per tahun karena pasien diperkirakan kehilangan 38%-70% pendapatannya.

Menko PMK, Muhadjir Effendy. Dokumentasi Kemenko PMK

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhajir Effendy, menyebut, tuberkulosis (TBC) dapat menginfeksi siapa pun tanpa memandang kelas sosial ekonomi dan usia. Dicontohkannya dengan seorang kenalannya.

"Saya menemukan data, bahwa ada seorang konglomerat muda yang meninggal, yang kebetulan saya kenal baik. Saya kaget diberitahu oleh keluarganya, bahwa ternyata dia adalah penyintas TB. Seorang konglomerat bayangkan,” ucapnya dalam telekonferensi, Rabu (24/3).

TBC umumnya menginfeksi keluarga miskin penghuni lingkungan padat penduduk. Di sisi lain, kerap dikaitkan dengan faktor risiko lingkungan, seperti polusi udara, asap rokok, pencemaran, hingga masalah sanitasi.

Berdasarkan data, 75% pasien TBC di Indonesia merupakan kelompok usia produktif, 15-54 tahun. Sebesar 8,2% lainnya usia anak atau di bawah 15 tahun.

Muhadjir mengungkapkan, kerugian ekonomi akibat penyakit TBC ditaksir Rp136,7 miliar per tahun. Alasannya, pasien diperkirakan akan kehilangan 38% hingga 70% dari total pendapatannya.