Amnesty: TGIPF harus bekerja independen ungkap tragedi Stadion Kanjuruhan

Independensi dibutuhkan karena kasus kekerasan di Stadion Kanjuruhan diduga dilakukan oleh jajaran kepolisian.

Media and Campaign Manager Amnesty International Indonesia, Nurina Savitri, dalam konferensi terkait peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Rabu (5/10). Youtube.

Pemerintah telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengungkap tragedi Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan ratusan korban jiwa. Tim gabungan ini terdiri dari berbagai unsur baik dari pemerintahan, akademisi, pengamat, hingga mantan atlet timnas sepak bola Indonesia.

Media and Campaign Manager Amnesty International Indonesia, Nurina Savitri menilai, independensi tim gabungan yang dibentuk pemerintah tersebut penting untuk menyikapi peristiwa ini.

"Jika tim ini dibentuk hanya untuk memenuhi harapan publik, hanya untuk memenuhi unsur-unsur pencitraan misalkan, ini sangat disayangkan," kata Nurina dalam konferensi pers daring Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan, Rabu (5/10).

Nurina menyoroti pernyataan Kompolnas yang menyatakan tidak ada perintah untuk membawa senjata kepada aparat keamanan di Stadion Kanjuruhan. Ia menyayangkan adanya pernyataan tersebut dari Kompolnas sebagai lembaga yang memiliki peran pengawasan terhadap institusi kepolisian.

Terlebih, kata Nurina, TGIPF baru dibentuk untuk bergerak melaksanakan tugasnya.