Pria yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kerap kesulitan mencari bantuan untuk mengatasi masalah yang dialami karena berbagai alasan. Namun, KDRT yang dialami pria juga patut ditangani secara tepat agar tidak menjadi depresi atau berubah menjadi perilaku yang juga menjurus pada kekerasan. Berikut adalah 5 bentuk bantuan yang bisa didapatkan oleh pria yang mengalami KDRT.
Mundurlah sejenak
Menjauhkan diri dari pelaku dan mencari tempat aman untuk tinggal sementara dapat membantu pria korban KDRT merasa lebih tenang dan terlindungi. Mayo Clinic menyebut, jika Anda kesulitan mengidentifikasi apa yang terjadi, mundurlah sejenak. Lihatlah pola yang lebih besar dalam hubungan Anda. Kemudian, tinjau tanda-tanda KDRT. Dalam hubungan yang penuh kekerasan, orang yang secara rutin menggunakan perilaku ini adalah pelaku kekerasan. Orang yang menjadi korban kekerasan adalah orang yang dilecehkan.
Mencari bantuan profesional
Pria yang menjadi korban KDRT dapat mencari bantuan dari psikolog atau psikiater untuk mendapatkan konseling dan dukungan psikologis. Hal ini penting untuk membantu mereka memproses pengalaman traumatis dan mengembangkan mekanisme koping yang sehat.
Sebab, tulis Mayo Clinic, siapa pun yang merasa terancam, rentan, atau takut dalam suatu hubungan membutuhkan bantuan. Selain menyebabkan cedera fisik, KDRT dapat menyebabkan banyak masalah lain, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma.
Namun, mencari bantuan tidak selalu mudah. Sebab pria dianggap lebih kuat secara fisik daripada perempuan. Stigma, rasa malu, dan kekhawatiran bahwa kekerasan tersebut akan diremehkan atau diabaikan dapat membuat pria enggan mencari bantuan.
Mencari dukungan keluarga atau teman
Berbicara dengan anggota keluarga atau teman dekat yang dipercaya dapat membantu pria korban KDRT merasa didukung dan tidak sendirian. Dukungan sosial sangat penting untuk pemulihan. Temukan seseorang yang Anda percaya dan dapat diajak bicara tentang situasi Anda. Menceritakan apa yang terjadi kepada seseorang dapat membantu mengatasi perasaan tidak berdaya dan terisolasi.
Dokumentasikan kekerasan dan jaga privasi digital
Mencatat atau mendokumentasikan setiap kejadian kekerasan yang dialami, termasuk tanggal, waktu, jenis kekerasan, dan bukti-bukti fisik seperti foto luka atau kerusakan properti, dapat berguna jika korban memutuskan untuk mengambil tindakan hukum lebih lanjut.
Dilansir dari Mayo Clinic, pelaku kekerasan dapat menggunakan teknologi untuk memantau telepon dan komunikasi daring Anda, serta melacak keberadaan Anda. Jika Anda khawatir, tetap jaga privasi digital, dengan menggunakan ponsel secara hati-hati, gunakan komputer rumah dengan hati-hati, waspada terhadap perangkat lokasi di mobil Anda, ubah kata sandi email sesering mungkin, dan hapus riwayat tampilan komputer.
Buat rencana keselamatan
Rencana ini dapat membantu jika Anda memutuskan meninggalkan pasangan. Memiliki rencana keselamatan juga penting jika Anda dalam bahaya dan perlu segera melarikan diri. Langkah-langkahnya, hubungan hotline penanganan KDRT untuk mendapat dukungan dan saran; siapkan tas darurat; simpan dokumen pribadi penting, uang, dan obat di tempat yang mudah diakses; simpan ponsel di dekat Anda; dan putuskan terlebih dahulu ke mana Anda akan pergi.
Menghubungi lembaga perlindungan
Ada berbagai lembaga yang menyediakan layanan perlindungan bagi korban KDRT. Anda dapat menghubungi lembaga-lembaga perlindungan, seperti kantor polisi atau pengacara untuk mendapatkan informasi, dukungan, dan bantuan hukum jika diperlukan. Pengadilan setempat juga bisa membantu Anda mendapatkan perintah perlindungan atau penahanan. Seorang pengacara yang khusus menangani KDRT mungkin tersedia untuk membantu memandu Anda.
