Imbauan tidak takziah ke rumah duka bunda presiden patut dipuji

Presiden Jokowi sebenarnya merasa tidak enak hati mengimbau agar masyarakat tidak melayat ke rumah duka.

Suasana kawasan perumahan ibunda Presiden Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo di Jalan Pleret Raya No.9A Banyuanyar Solo, Kamis (26/3). Foto Antara/Bambang Dwi Marwoto

Innalillahi wa innalillahi rajiun. Di tengah pandemi Covid-19, tersiar kabar duka dari Surakarta, yakni meninggalnya ibunda dari Presiden Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo, pada Rabu (25/3), pukul 16.45 WIB di Rumah Sakit DKT Surakarta karena sakit yang telah diidapnya selama empat tahun ini.

Biasanya dalam kondisi normal, akan banyak pejabat negara yang datang untuk melayat ke rumah duka atau mengantar ke pemakaman, tetapi tampaknya presiden konsisten dengan kebijakan untuk mendukung program physical distancing. Tentu hal itu harus dipuji.

Kalau saja Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, tidak segera menyampaikan pesan presiden, agar masyarakat tidak perlu beramai-ramai bertakziah ke rumah duka atau ke pemakaman, tentu keberadaan kerumuman orang yang hadir itu, berpotensi memperluas penyebaran Covid-19.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, mengaku sudah mengoordinasikan menteri Kabinet Indonesia Maju untuk datang langsung ke rumah duka. Bahkan, sempat mengusahakan meminjam pesawat milik TNI AU atau Polri.

"Tetapi tiba-tiba ada arahan dari Presiden (Jokowi) melalui Pak Pratikno (Menteri Sekretaris Negara) dan Pak Pramono Anung (Sekretaris Kabinet) agar para menteri tak pergi ke Solo. Melainkan fokus pada tugas saja di Jakarta," kata Mahfud dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu malam (25/3).