Titik terang produksi vaksin Merah Putih

BPOM harap vaksin Merah Putih diproduksi pada awal 2022.

Wapres RI Maruf Amin saat menjalani vaksinasi Covid-19 dosis kedua/Foto wapresgo.id

Kandidat vaksin Covid-19 (prototipe/bibit) Merah Putih dijadwalkan akan diproduksi massal pada 2022 nanti. Vaksin Covid-19 buatan Universitas Airlangga (Unair) bermitra dengan PT Biotis dengan platform inactivated virus itu dijanjikan sudah dapat diproduksi secara massal pada awal bulan 2022 nanti.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) saat ini masih mendampingi PT Biotis untuk memenuhi standar good manufactur practice (GMP). “Saya kira sudah akan dipenuhi dalam beberapa bulan ke depan. Itu harapan kita pada awal tahun 2022 kita bisa memproduksi vaksin Merah Putih,” ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/4).

Kandidat vaksin Covid-19 Merah Putih lainnya, buatan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman bermitra dengan PT Biofarma dijadwalkan mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) pada akhir semester pertama 2022.

Kandidat vaksin Covid-19 ini dibuat dengan platform protein rekombinan ekspresi ragi (yeast). “Artinya uji klinik sudah selesai. Harapannya adalah pada semester kedua 2022 bisa diproduksi dan dalam waktu bersamaan juga secara paralel disiapkan fasilitas produksinya untuk selanjutnya, di mana Bio farma bekerja sama dengan industri farmasi," ungkapnya.

Pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih bakal menggunakan bibit dari isolat virus yang beredar di Indonesia. Terdapat enam institusi yang sedang bekerja membuat bibit vaksin Covid-19 di Indonesia. Yaitu, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dengan platform subunit protein rekombinan ekspresi ragi (yeast) dan subunit protein rekombinan ekspresi mamalia. Kemudian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan platform protein rekombinan; Institut Teknologi Bandung (ITB) platform protein rekombinan dan adenovirus; Universitas Airlangga platform inactivated virus dan adenovirus; Universitas Indonesia (UI) dengan platform DNA, mRNA, dan Virus-Like-Particles; serta Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan protein rekombinan.