TNI tidak akan lindungi prajurit rasis

Dua prajurit TNI diduga mengeluarkan ucapan-ucapan rasis dalam peristiwa pengepungan asrama Papua di Surabaya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kanan) dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memberikan keterangan seusai menggelar pertemuan tertutup di Mapolda Papua, Jayapura, Papua, Selasa (27/8). /Antara Foto

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan pihaknya masih memeriksa dua prajurit yang diduga mengeluarkan ucapan-ucapan rasis dalam peristiwa pengepungan asrama mahasiswa Papua, beberapa waktu lalu. Hadi menegaskan, institusinya tidak akan melindungi prajurit-prajurit yang rasis. 

"Saat ini terus dilakukan pendalaman dengan bukti-bukti yang ada. Saya tegaskan TNI tidak memberikan peluang terhadap pelaku-pelaku rasis dan akan kita tindak tegas," ujar Hadi di Hotel Rimba, Timika, Papua, Rabu (28/8). 

Sejumlah anggota Kodam V/Brawijaya diskors imbas peristiwa pengepungan asrama Papua di Surabaya. Salah satunya ialah Danramil 0831/02 Tambaksari Mayor Infanteri N.H. Irianto. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Irianto terdengar mengucapkan kata-kata rasis saat mendesak mahasiswa Papua keluar dari asrama. 

"Ada dua prajurit TNI yang diperiksa, yaitu Danramil (Irianto) karena dianggap tidak mengindahkan perintah atasan dan ada seorang anggota Babinsa," jelas Hadi. 

Bersama Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Hadi berada di Papua untuk berdialog dengan tokoh-tokoh Papua untuk mengurai api konflik di Bumi Cenderawasih tersebut. Ia mengatakan, TNI dan Polri terbuka terhadap semua saran dan kritik.