Tren baru: Penyebaran radikalisme oleh perempuan

Saat ini perempuan sebagai istri lebih banyak terpapar doktrin dan menyebarkan radikalisme.

Ilustrasi / Pixabay

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan ada pergeseran tren dalam penyebaran radikalisme. Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris menyatakan saat ini perempuan sebagai istri lebih banyak terpapar doktrin dan menyebarkan radikalisme.

"Kasus di Sibolga, di Surabaya, di Batam, itu semua yang pertama terpengaruh kuat istrinya. (Lalu) istrinya ajak anaknya, kemudian ajak ayahnya. Korban semua," ujar Irfan dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (16/11).

Sementara itu, dari berbagai kasus yang sempat ditangani, ia menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan dan kondisi ekonomi bukan faktor utama penyebab seseorang terpapar radikalisme.

Dalam kesempatan yang sama, pengamat Gerakan Islam dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta M. Zaki Mubarok mengungkapkan, peran istri dalam berbagai aksi terorisme di Indonesia terjadi lantaran kekurangan lelaki jihadis berkompetensi tinggi.

Ia menjelaskan, di Indonesia, lelaki aktivis jihadis yang berpengalaman dan berideologi kuat sudah banyak yang tewas di Suriah dan Irak, sedangkan sisanya mendekam di penjara.