Upaya Kemendikbud merdekakan masyarakat dari buta aksara

Orang tua cenderung mendorong anaknya bisa, bukan suka membaca.

Ilustrasi. Pixabay

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengklaim, pemerintah senantiasa mengupayakan seluruh masyarakat merdeka dari buta aksara. Dilakukan melalui berbagai strategi.

"Di antaranya memutakhirkan data buta aksara, memperluas layanan program pendidikan keaksaraan, mengembangkan sinergi dalam upaya penuntasan buta aksara, dan pemeliharaan kemampuan keberaksaraan warga masyarakat, serta yang terakhir, mengakselerasi inovasi layanan program pada daerah buta aksara," paparnya pada Puncak Hari Aksara Internasional, Selasa (8/9).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sambung dia, bergotong royong memperjuangkan pendidikan inklusif, termasuk di tengah pandemi coronavirus baru (Covid-19).

Director of Policies Lifelong Learning System UNESCO, Borhene Chakroun, menambahkan, lebih dari miliaran siswa terdampak langsung pandemi. Sehingga, kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka kini dialihkan dengan alternatif yang diinisiasi pemerintah setempat.

Dirinya melanjutkan, masih banyak siswa buta aksara secara global. Sayangnya, proses edukasi belakangan mulai sukar dilakukan karena keterbatasan akses dan fasilitas.