Vaksinasi dan perang melawan penyakit menular

Dalam catatan sejarah, Indonesia kerap dilanda wabah penyakit menular. Upaya vaksinasi pun selalu dilakukan.

Ilustrasi vaksin./Alinea.id/Bagus Priyo.

Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengingatkan, vaksin untuk Covid-19 berpeluang memakan waktu lama. Zubairi pernah memiliki pengalaman meneliti human immunodeficiency virus (HIV) penyebab acquired immune deficiency syndrome (AIDS), ketika penyakit itu muncul di Indonesia pada 1980-an.

Menurutnya, HIV/AIDS hingga kini vaksinnya belum berhasil ditemukan. Hal itu mungkin pula terjadi dalam proses penemuan vaksin untuk Covid-19.

“Pasti memakan waktu. Jadi jangan sampai vaksin dipaksakan pemakaiannya, malah bisa jatuh korban jiwa,” ucapnya saat dihubungi reporter Alinea.id, Jumat (6/11).

Meski begitu, Pemerintah Indonesia berupaya mempercepat pengadaan vaksin untuk Covid-19. Di samping mengusahakan pembuatan vaksin mandiri, setidaknya sudah ada tiga produsen vaksin asal China yang menyepakati kerja sama, yakni Sinovac, Sinopharm, dan CanSino. Pemerintah menargetkan 170 juta orang mendapat vaksinasi pada 2021, dengan jumlah 340 juta dosis.

Vaksinasi di masa kolonial