Varian delta merebak, Epidemiolog: 80% warga harus di rumah

"Prinsipnya, virus akan mudah menular ke siapa pun yang tak berada di rumah. Kita akan bisa memutus penularan bila kita mengarantina diri."

Ilustrasi. Freepik


Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo, menyatakan, sedikitnya 80% populasi harus tetap di rumah untuk memutus rantai penularan Covid-19, terutama di tengah lonjakan varian delta. Angka tersebut ekstrem dibandingkan sebelum SARS-CoV-2 bermutasi.

"Bila virusnya varian delta, maka harus lebih dari 80% (tetap di rumah). Jadi yang penting sebetulnya adalah orang yang boleh keluar itu tidak boleh lebih dari 30%," ucapnya, Rabu (30/6).

“Prinsipnya, virus akan mudah menular ke siapa pun yang tidak berada di rumah. Kita akan bisa memutus penularan bila kita mengarantina diri sendiri. Minimal jika orang yang stay at home sebanyak 70-80% dalam satu waktu yang sama," sambungnya.

Selain itu, menurut Windhu, cakupan vaksinasi juga harus ditingkatkan hingga minimal 85% dari populasi demi mewujudkan kekebalan komunitas (herd immunity). Pemerintah mencanangkan 70% penduduk yang diimunisasi untuk meminimalisasi risiko penularan Covid-19.

Dirinya pun merekomendasikan beberapa hal kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) untuk menekan laju penularan Covid-19, yang belakangan melonjak tajam. Pertama, melakukan sosialisasi agar masyarakat mau berperilaku aman bagi dirinya dan orang lain.