Wabah flu Spanyol 1918, membunuh jutaan orang di Hindia Belanda

Korban kematian flu Spanyol lebih besar dari Perang Dunia I.

Ilustrasi virus. Alinea.id/Dwi Setiawan via freepik.com

Suatu ketika, pada Juni 1918, penyair asal Inggris yang ikut wajib militer saat Perang Dunia I, Wilfred Edward Salter Owen menulis surat ke ibunya. Ia mengawali surat dengan laporan terkait para tentara yang tumbang karena terserang influenza.

Bukan dapat keprihatinan, isi surat Owen justru berbuah olok-olok rekan-rekannya. Mereka menganggap, apa yang ditulis Owen hanya sebuah lelucon. Bagi orang Inggris, penyakit influenza tergolong jinak dan lazim.

Di dalam buku Living with Enza: The Forgotten Story of Britain and Great Flu Pandemic of 1918 (2009), Mark Honigsbaum menulis, di benak orang-orang Inggris pada 1918, ancaman nyata bukan influenza, tetapi perang.

Namun, apa yang dikisahkan Owen—yang tewas kala menyeberangi jembatan di Sambre-Oise di utara Prancis pada 4 November 1918, sepekan sebelum gencatan senjata—menjadi nyata. Influenza itu jadi wabah mengerikan, yang dikenal dunia dengan flu Spanyol.

Muasal yang sumir