Wamenkeu: Transisi ke Energi Baru Terbarukan bukan pilihan, melainkan kewajiban

Keberadaan dari energi fosil yang memiliki efek CO2 ini tidak baik bagi kita dalam jangka menengah panjang.

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan transisi menuju Penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) bukan merupakan suatu pilihan, melainkan kewajiban yang harus dilakukan di masa depan.

“Energi terbarukan itu, dalam banyak sekali pembicaraan, ini bukan pilihan. Ini adalah arah ke depan kita,” ujar Suahasil dalam keterangan tertulis, Jumat (22/10).

Suahasil mengatakan bahwa kebutuhan energi ke depan akan terus berlanjut dan semakin membesar dan kalau hanya dipenuhi dengan energi fosil mungkin tidak akan pernah cukup. Di sisi lain keberadaan dari energi fosil yang memiliki efek CO2 ini tidak baik bagi kita dalam jangka menengah panjang.

“Kita ingin menciptakan tentu satu sisi kebutuhan energi kita akan terus berlanjut dan membesar dan rasanya kalau hanya dipenuhi yang sifatnya fosil energi mungkin tidak akan pernah cukup. Di sisi lain keberadaan dari fosil energi yang memiliki efek CO2 ini tidak baik bagi kita dalam jangka menengah panjang,” ucap Suahasil.

Suahasil mengatakan dalam proses menuju ke arah penggunaan EBT secara penuh tersebut, Indonesia tidak berangkat dari titik nol. Salah satu bentuk komitmen Indonesia adalah dengan meratifikasi Paris Agreement, di mana pemerintah memiliki komitmen untuk menurunkan emisi CO2 sebesar 41% dengan bantuan dari dunia internasional dan 29% dengan usaha sendiri.