Warga DKI Jakarta cenderung anggap remeh wabah Covid-19

Skor Risk Perception Index (RPI) DKI Jakarta sebesar 3,30 (skala 5) atau turun 0,16 dari temuan sebelumnya.

Petugas keamanan mencuci tangan di fasilitas umum yang disediakan di Setiabudi, Jakarta, Sabtu (16/5/2020). Foto Antara/Aditya Pradana Putra/wsj.

LaporCovid-19.org dan Social Resilience Lab Nanyang Technological University (NTU) Singapura mengadakan survei untuk memetakan persepsi risiko warga DKI Jakarta terhadap Covid-19. Secara keseluruhan, skor Risk Perception Index (RPI) DKI Jakarta sebesar 3,30 (skala 5) atau turun 0,16 dari temuan sebelumnya.

Skor RPI ini menggambarkan warga DKI Jakarta umumnya memiliki tingkat persepsi risiko yang cenderung agak rendah. Jika diterjemahkan dalam bahasa kebijakan, skor RPI ini mengindikasikan masih kurang siapnya warga DKI Jakarta memasuki era ‘new normal’.

“Nilai variabel persepsi yang sangat rendah, hal ini mengindikasikan kuatnya kecenderungan warga DKI Jakarta yang menganggap remeh wabah Covid-19. Sebagian besar responden percaya bahwa kemungkinan mereka tertular Covid-19 itu sangat kecil,” ujar Sosiolog bencana sekaligus Asociate Professor NTU Sulfikar Amir dalam keterangan tertulis, Senin (6/7).

Temuan survei dalam nilai variabel persepsi ini berkorelasi dengan kondisi ekonomi yang mana sebagian responden merasakan dampak ekonomi secara signifikan. Sehingga, memengaruhi persepsi atas risiko Covid-19.

Di sisi lain, temuan survei persepsi risiko ini menunjukkan warga DKI Jakarta memiliki perilaku menjaga diri yang baik. Skor variabel self protection yang tinggi terkait penggunaan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.