WHO: Penularan Covid-19 bisa lewat udara di ruangan tertutup

Menurut Mahardika, potensi penularan Covid-19 semakin tinggi ketika ruangan tertutup dan sirkulasi udara buruk.

Ilustrasi. Freepik

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengakui penularan virus SARS-CoV-2 bertahan di udara pada ruangan tertutup. Kondisi tersebut, bisa menjadi rute penularan Covid-19 melalui udara atau airborne.

Pengumuman resmi tersebut, setelah keluarnya publikasi yang ditandatangani 239 ilmuwan. Anggota pakar medis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan, penularan Covid-19 melalui udara berpotensi terjadi pada ruang tertutup.

"Secara ilmu virologi, (Covid-19) bukan flu aerosol yang menular bersama aliran angin, aliran udara, kemana aliran angin atau udara. Maka, virus berjangkit, tetapi ini tidak. Ini biasanya dalam setting ruangan tertutup. Misalnya, bus, pusat perdagangan, hingga restoran ber-AC," kata Mahardika, dalam keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (10/7).

Aerosol merupakan tetesan pernapasan kecil yang bisa melayang di udara. Potensi penularan Covid-19 semakin tinggi ketika ruangan tertutup itu sirkulasi udaranya buruk. Misalnya, ruangan tertutup dengan ventilasi buatan atau menggunakan AC.

Penularan Covid-19 secara droplet berbeda dengan aerosol. Penularan coronavirus secara droplet harus berkontak langsung dengan calon korban. Namun, penularan Covid-19 secara aerosol tanpa perantara alat. Misalnya, terjadi tanpa berjabat tangan atau menyentuh benda.