WNI ABK Diamond Princess minta dievakuasi pemerintah

"Kita kecewa banget ke pemerintah Indonesia," ucap Dede, warga Kampung/Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Kapal pesiar Diamond Princess berlabuh di Daikoku Pier Cruise Terminal di Yokohama, Tokyo, Jepang, Rabu (19/2/2020). Reuters/Kim Kyung-hoon

Seorang warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi kru kapal pesiar Diamond Princess, Dede Samsul Fuad, meminta pemerintah memulangkannya dan rekan-rekannya. Dia bersama 77 berpaspor Indonesia masih tertahan di Yokohama, Jepang. Nyaris sebulan.

Dirinya pun meminta pemerintah Indonesia segera menjemput. Diharapkan melalui jalur udara. Mengingat lamanya waktu yang ditempuh, apabila via laut.

"Tolong ditindaklanjuti. Supaya dievakuasi secara singkat. Kalau dijemput jalur laut, 28 hari, kan, enggak masuk logika. Keburu dapat penyakit. Kita kecewa banget ke pemerintah Indonesia," ucap warga Kampung/Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten ini, kala dihubungi, Kamis (27/2).

Dede menerangkan, dirinya bekerja di kapal mewah tersebut per Desember 2019. Dia bekerja di bagian dapur. Kapal Diamond Princess terpaksa diminta bersandar di Yokohama, menyusul menjadi episentrum baru penyebaran coronavirus anyar (Covid-19).

Coronavirus, ungkapnya, pertama kali menginfeksi seorang penumpang. Lantaran mudah menular, maka kru dan penumpang yang belum terpapar diminta turut menjalani karantina.