Cerita mereka yang "mendadak" yatim karena Covid-19

Jumlah anak yatim di Indonesia bakal naik signifikan seiring melonjaknya jumlah kasus Covid-19 selama dua bulan terakhir.

Ilustrasi anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal karena Covid-19. Alinea.id/Bagus Priyo

Rasa haru masih menyelimuti Nisa Fitriani Daud saat mengenang mendiang ayahnya. Nisa terutama kerap teringat percakapan terakhirnya dengan sang ayah via panggilan video, sekitar tiga bulan silam. Ketika itu, sang ayah tengah terbaring lemah di ruang intensive care unit (ICU) Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat.

“Pokoknya saya cuma bisa beraniin diri bilang ke bapak, 'Ya, bapak jangan khawatir. Bapak yang penting sembuh aja. Insyaallah aku bisa jagain adik-adik, jagain mamah, bisa sekolahin (adik) sampai selesai.' Aku juga enggak tahu sih kenapa bilang kayak gitu. Mungkin firasat kali, ya,” tutur Nisa saat berbincang dengan Alinea.id, Rabu (21/7).

Ucapan itu diutarakan Nisa supaya sang ayah tak stres memikirkan kondisi rumah tangga. Ketika itu, Nisa masih berharap ayahnya bisa lekas pulih dari Covid-19 yang ia derita. 

Namun, nasib berkata lain. Kondisi kesehatan sang ayah justru kian memburuk. Beberapa hari setelah percakapan terakhir itu, ayah Nisa mengembuskan nafas terakhir. 

Mendapat kabar duka itu, Nisa sempat merasa putus asa. Pasalnya, sang ayah merupakan tulang punggung keluarga. Ketika itu, bisnis yang digeluti ayah Nisa pun bangkrut. Kedua adik Nisa masih kuliah dan ia pun belum punya pekerjaan tetap.