Yang terjadi saat varian baru Covid-19 tiba di Indonesia 

Tak hanya lebih cepat menular, varian Covid-19 asal Inggris yang kini menyebar ke puluhan negara terindikasi lebih mematikan.

Ilustrasi varian baru Covid-19. Alinea.id/Oky Diaz

Pertama kali terdeteksi pada awal September 2020 di Kent, Inggris, tak butuh lama bagi varian virus berkode B.1.1.7 untuk menggeser dominasi varian Sars-Cov-2 lawas yang beredar di Inggris Raya. Pada akhir Desember 2020, dua dari tiga kasus Covid-19 di Inggris dilaporkan disebabkan varian B.1.1.7. 

Hasil surveilans genom awal yang dirilis Public Health England (PHE) pada 20 Desember 2020 menemukan bahwa varian B.1.1.7 punya lebih banyak mutasi pada tanduk proteinnya. Mutasi itu, jelas PHE, menyebabkan virus potensial lebih cepat menular.

Pada 14 Januari 2021, WHO mengumumkan varian asal Kent itu telah menyebar ke 50 negara. Dua pekan berselang, WHO kembali mengumumkan bahwa varian B.1.1.7 terdeteksi telah ada di 70 negara. Di Amerika Serikat, varian tersebut bahkan diprediksi bakal jadi varian dominan pada Maret 2021. 

Tak hanya lebih cepat menular, riset terbaru yang digelar New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG) mengindikasikan varian B.1.1.7 cenderung lebih mematikan ketimbang pendahulunya. Dalam risetnya, peneliti menemukan pasien bergejala berat yang terinfeksi varian B.1.1.7, angka kematiannya cenderung lebih tinggi. 

Di Asia Tenggara, varian B.1.1.7 dilaporkan telah tiba di Vietnam,  Thailand, dan Filipina. Januari lalu, Malaysia juga sempat mengumumkan keberadaan pasien Covid-19 yang terinfeksi varian virus baru asal Inggris.