Apresiasi perunggu Asia Tenggara buat Garuda U-23

Tapi, kalau mau maju, seharusnya tak ada lagi gol-gol Myanmar dan Timor Leste.

Timnas Indonesia SEA Games. foto PSSI.org

Penghargaan pantas disematkan pada Garuda U-23 yang menggondol medali perunggu juara ketiga SEA Games XXXI Vietnam 2021. Syahrian Abimanyu dkk sudah berjuang keras mengerahkan segenap kekuatan dengan penuh tenaga dan menunjukkan keberanian hebat seumpama kesatria.

Tapi, kalau mau maju, seharusnya tak ada lagi gol-gol Myanmar dan Timor Leste. Kesebelasan yang diurus PSSI kembali menelan pil pahit, belum lagi bisa bicara banyak. Itu sebagian fakta hasil SEA Games XXXI yang baru saja selesai.

Dalam mimpi besar ke Asia, kita masih mampet di Asia Tenggara. Medali di kalungan Shin Tae-yong 2022 telah menyamai pencapaian Luis Milla 2017. Keduanya pelatih asing, hanya berhasil juara tiga. Jadi, dalam kurun lima tahun, bukan muncul proses progresif, tapi justru terjebak terus dalam lingkaran setan.

Pertanyaannya bukan untuk mencari tahu siapa "setan" di sepak bola Indonesia (meski itu juga tanda tanya serius), melainkan sejauh mana proses kemajuan dalam tim nasional?

Gol-gol Myanmar dan Timor Leste di laga Grup A seperti nyala alarm keras bahwa suatu saat nanti, jika tidak berhati-hati, Garuda akan berada sama di level mereka. Artinya, negara-negara tetangga yang malah maju, Indonesia tetap jalan mundur lupa piala.