Paralympic Tokyo 2021 sebagai sumber inspirasi dan harapan

Seperti halnya Olimpiade, tiap atlet dari negara di seluruh penjuru dunia berjuang memperebutkan podium tertinggi di ajang Paralimpiade.

Ilustrasi. Istimewa

Setelah melakukan upacara pembukaan (opening ceremony) pada Selasa (24/8), kompetisi/pertandingan Paralimpiade Tokyo 2020 resmi dimulai hari ini. Sebanyak 4.521 atlet akan bertanding dalam 520 nomor dari 22 cabang olahraga. Seperti halnya Olimpiade, tiap atlet dari negara di seluruh penjuru dunia akan berjuang memperebutkan podium tertinggi di ajang Paralimpiade.

Paralimpiade sendiri merupakan ajang ataupun pesta olahraga internasional besar untuk para atlet penyandang disabilitas, yang diatur oleh Komite Paralimpiade Internasional (IPC). Tentunya ajang ini menjadi ajang yang tepat untuk menyaksikan hal-hal yang dianggap batasan oleh banyak orang, menjadi sebuah inspirasi bagi banyak orang. Dapatkan dikatakan Paralimpiade bukan hanya sekadar kompetisi. Lebih dari berlomba dan olahraga, Paralimpiade menunjukkan siapa yang lebih cepat (citius), lebih tinggi (altius), dan lebih kuat (fortius).

Melalui Paralimpiade dan atlet paralimpik, dapat memberikan kisah inspiratif, serta menunjukkan dan sebagai pengingat tentang apa yang mampu disumbangkan kaum penyandang disabilitas kepada masyarakat, yang kemudian menciptakan/menghadirkan kesetaraan dan rasa hormat. 

Begitu pula yang dilakukan oleh National Paralympic Committee (NPC) bersama para atlet paralimpik Indonesia. Dalam Paralimpiade Tokyo 2020 ini, Indonesia mengirimkan total 23 atlet. Tidak hanya berfokus pada prestasi para atlet, NPC juga mencoba untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap paralimpik. Dengan membagikan kabar terkini, dokumentasi kegiatan pelatihan, hingga prestasi-prestasi tingkat nasional maupun internasional, NPC berupaya mengikis stigma dan merubah pandang orang terhadap seorang penyandang disabilitas.

Eva Loeffler yang merupakan putri dari Ludwig Guttman yang dianggap sebagai "bapak" Paralimpiade berharap, acara olahraga terbesar di dunia untuk penyandang disabilitas yang diadakan di Tokyo di tengah pandemi coronavirus akan tetap menjadi sumber "inspirasi dan harapan."