Prestasi Olimpiade melorot, DPR minta ada perbaikan olahraga prestasi

Indonesia mengoleksi lima medali pada ajang Olimpiade Tokyo 2020.

Seorang wanita menggunakan masker saat berjalan melewati spanduk menyambut Olimpade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, pada Jumat (6/3/2020). Foto Antara/Reuters/Athit Perawongmetha

Anggota Komisi X DPR, Andreas Hugo Pareira, menilai, prestasi Indonesia dalam ajang Olimpiade mengalami kemerosotan. Pangkalnya, terdepak dari 50 besar pada ajang olahraga internasional tahun ini dibandingkan kegiatan serupa sebelumnya (46).

"Sejak pertama kali meraih medali perak pada Olimpiade Seoul tahun 1988, prestasi emas kita baru terdongkrak ketika bulu tangkis menjadi cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992," ucapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (8/8).

Sejak saat itu, sambungnya, hanya bulu tangkis yang berhasil menyumbang emas di Olimpiade dengan rerata 1 medali. Terbanyak pada 1992 dengan 2 emas.

Indonesia berada di atas 50 besar pada Olimpiade Tokyo dengan meraih 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Ajang sebelumnya, bertengger di urutan ke-46 karena mendapatkan 1 emas dan 2 perak.

Berdasarkan cabor yang berkontribusi, bulu tangkis terbanyak dengan total raihan 8 emas, 7 perak, dan 6 perunggu. Lalu disusul angkat besi dengan perolehan 7 perak dan 8 perunggu dan panahan dengan perolehan 1 perak, sedangkan cabor lainnya hanya sebatas partisipan setiap empat tahun sekali.