Surat cinta untuk Istora Senayan: Panggung ikonik segera tinggal kenangan

Banyak pebulutangkis menilai atmosfer Istora luar biasa dengan suporter yang tak bisa ditemukan di tempat lain di mana pun juga.

Suasana pertandingan bulutangkis di Istora Senayan, January 2018. Foto Wikimedia

Tiada momen lebih berkesan bagi pebulutangkis dunia selain tepuk tangan meriah di tengah keriuhan sorak-sorai penonton Istora Senayan, Jakarta. Nuansanya berselimut magis.

"Dari pertandingan perdana, hari pertama, penonton mulai dan tidak berhenti sampai shuttlecock terakhir jatuh pada hari final," ujar Kirsty Gilmour, tunggal putri peringkat 25 dunia BWF, asal Skotlandia.

Kesannya manis, amat puitis. Kirsty mengaku Istora menjadi tempat penuh bahagia, yang menghadirkan sisi terbaiknya, dan dia berhutang terima kasih kepada suporter.

Tak ada yang lebih gaduh dari penonton Istora. Sejak pemain mulai pemanasan, meluweskan footwork atau mengayun-ngayunkan raket seperti memukul bayangan. Penonton seketika itu menimpali tingkah sang pemain di lapangan, berseru teriak: "Eeaaa, eeaa, eeeaa!" setiap kali raket terayun.

Banyak pebulutangkis menilai atmosfer Istora luar biasa dengan suporter yang tak bisa ditemukan di tempat lain di manapun juga. Suasana pertandingan terasa di luar imajinasi. Pemain harus sangat fokus, kalau tidak telinga pemain akan tuli karena kegaduhan penonton di seantero tribun.