Amien Rais: Jangan takuti rakyat dengan bedil dan meriam

Amien juga menyebut rezim Jokowi takut dengan istilah people power yang ia 'populerkan'.

Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais (tengah bertopi pet) menghadiri deklarasi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) di Rumah Perjuangan Rakyat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5). Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengungkapkan alasannya mengganti istilah people power menjadi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR). Menurut Amien, ia terpaksa mengganti istilah people power karena rezim Jokowi takut dan mendefinisikannya sebagai tindakan makar. 

"Rupanya petahana dan rezimnya itu ngeri (dengan istilah) people power. Kok bahasa asing? Ya, sudah kita ganti dengan Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat," kata Amien saat menghadiri deklarasi GNKR di Rumah Perjuangan Rakyat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5).

Amien menegaskan GNKR tetap bakal digelar untuk merespons kecurangan berkategori terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) dalam Pilpres 2019. Ia pun meminta rezim Jokowi berhenti mengkriminalisasi tokoh-tokoh pendukung Prabowo-Sandi dan menakut-nakuti rakyat.

"Permainan belum selesai. Kami jangan ditakuti dengan bedil, dengan meriam, panser, dan tank. Bagi rakyat, itu hanya abal-abal tidak akan mempengaruhi kekuatan kami," kata anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu.

Amien pun mengajak para pendukung Prabowo-Sandi untuk merapatkan barisan dan turun ke jalan untuk memprotes hasil Pemilu 2019 yang diklaim penuh kecurangan. "Bulan puasa ini jadi bulan perjuangan kedaulatan rakyat," kata dia.