Debat capres kedua, mampukah pacu pertumbuhan ekonomi?

Tanpa ada kebaruan, perbaikan ekonomi serta dukungan sumber daya manusia yang mumpuni, pertumbuhan ekonomi di atas 5% sulit tercapai.

Capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto mengambil undian untuk pertanyaan pada debat kedua capres./Alinea.id,Ahmad Rifwanto.

Debat calon presiden (capres) semalam (17/2) bertemakan ekonomi telah menguji gagasan, ide dan rencana kerja di bidang pangan, energi, infrastruktur, sumber daya dan lingkungan. Debat menguji kedua capres dalam menentukan pertumbuhan ekonomi menyisahkan pertanyaan, mampukah berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5%? 

Seperti diketahui angka pertumbuhan ekonomi Indonesia selama Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden pada tahun 2014-2019 tidak beranjak di angka 5%. Per 2014 pada kuartal IV, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05%. 

Lalu pada kuartal IV 2015 sebesar 5,15%. Kemudian per kuartal IV 2016 pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94%, selanjutnya per kuartal IV 2017 sebesar 5,19%. Terakhir pada kuartal IV 2018 sebesar 5,17%. 

Sebagai petahana, Jokowi merinci rencana kerja pada sejumlah tema malam ini. Ambil contoh, di bidang infrastruktur Jokowi mengagas soal konektivitas sejumlah infrastruktur yang dibangun seperti: jalan tol, bandara udara dan transportasi. Maksudnya, membangun Bandara Kertajati misalnya juga harus didukung dengan pembangunan jalan tol yang dapat menyambung.

Capres nomor urut 01 bahkan menyebut rencana revolusi industri yang dilakukan dengan membangun ekosistem marketplace untuk membantu petani memasarkan hasil pertanian dan sektor perikanan. Tidak hanya itu, Jokowi sempat menyinggung soal kredit petani peer to peer lending atau yang dikenal dengan financial technology (fintech) yang disebut dapat membantu petani mendapatkan kredit.