Grafik elektabilitas paslon dinilai sudah stagnan

Manuver-manuver dari para timses dan kandidat dinilai tak signifikan mengubah peta kekuatan politik.

Wartawan melihat hasil survei nasional Alvara Research Center dengan tema

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi sudah stagnan. Menurut Ray, kampanye terbuka dan debat capres-cawapres tak lagi signifikan memengaruhi grafik elektabilitas kedua paslon. 

"Kampanye terbuka bukan untuk meningkatkan elektabilitas, tetapi mempertahankan elektabilitas. Dalam mempertahankan (basis) elektoral itu jangan sampai kedua pasangan calon melakukan langkah yang blunder," kata Ray di Jakarta, Kamis (4/4). 

Ray memandang kedua paslon sudah memiliki basis pemilih pemilih solid. Dengan begitu, manuver-manuver politik dari para timses dan kandidat pun relatif tak lagi signifikan mengubah peta kekuatan politik kedua kubu. 

"Saya melihat sudah pada fanatisme politik. Fanatisme politik itu artinya orang mau diapa-apain saja sudah tidak akan mengubah pilihan politiknya," kata dia.

Lebih jauh, Ray menyebut pasangan Jokowi-Ma'ruf yang paling berpotensi melakukan blunder. Pasalnya, kubu petahana memiliki koalisi yang jauh lebih gemuk ketimbang kubu Prabowo-Sandi. "Sebab, partai pendukung Jokowi-Ma'ruf banyak, begitu juga para relawan," katanya.