Indef: Bank BUMN bisa dorong unicorn di Indonesia

Untuk memajukan bisnis unicorn di Indonesia, pemerintah harus mengalokasikan kredit Bank BUMN dan memperbaiki infrastruktur internet.

Capres nomor urut 01 Joko Widodo (ketiga kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (keempat kiri) berfoto bersama seusai mengikuti debat capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). Debat itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur/ Antara Foto

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira memandang, untuk memajukan bisnis unicorn di Indonesia, pemerintah bisa menunjuk bank-bank himpunan bank milik negara (Himbara) untuk mengalokasikan kredit dan memperbaiki infrastruktur internet secara menyeluruh.

"Solusinya untuk dorong unicorn adalah alokasi kredit Bank BUMN untuk start-up digital. Misalnya, wajib 10% total kredit Bank BUMN untuk start-up. Ini untuk mengurangi dominasi modal asing di start-up," kata Bhima kepada Alinea.id, Minggu (17/2). 

Lebih lanjut, Bhima mengatakan, start-up unicorn memang mengandalkan modal asing dalam jumlah yang cukup dominan untuk menjalankan bisnisnya. 

"Ketika masuk modal asing, kedaulatan data dan produk yang ada di start-up menjadi tergadaikan. Padahal data merupakan privasi, sekaligus sumber daya paling penting di era ekonomi digital," imbuh Bhima. 

Kata Bhima, data ini yang rentan untuk disalahgunakan, sehingga profit yang paling besar dinikmati oleh investor-investor asing itu.