Kenapa isu perempuan dan anak tak masuk tema debat Pilpres?

Perempuan dan anak adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari program pembangunan nasional.

Pembimbing psikologi Polres Sukabumi mendampingi anak-anak korban bencana tanah longsor menggambar bersama di posko bencana tanah longsor di kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (3/1)./ Antara Foto

Debat publik pasangan calon presiden dan wakil presiden yang tak mengangkat tema perempuan dan anak, menimbulkan pertanyaan. Anggota DPD RI, Fahira Idris, mengatakan bagi Indonesia, pemberdayaan perempuan dan anak adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari program pembangunan nasional.

Bagi anggota DPD RI, Fahira Idris, tak munculnya isu perempuan dan anak dalam tema debat Pilpres 2019, menunjukkan persoalan ini tidak menjadi prioritas pembangunan nasional.

"Selama persoalan perempuan dan anak tidak menjadi prioritas pembangunan nasional, selama itu tembok akan menghadang kemajuan bangsa ini," kata Fahira dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (11/1).

Menurutnya, sebuah bangsa yang tak memiliki program pemberdayaan perempuan yang berkemajuan dan sistem perlindungan anak yang komprehensif, tidak dapat menjadi bangsa yang maju. Karenanya, kata dia, isu perempuan dan anak sudah seharusnya ada dalam tema debat untuk mengungkap pandangan para kandidat calon pemimpin Indonesia.

Ada lima kali debat yang telah dijadwalkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu. Pada debat perdana yang akan berlangsung 17 Januari nanti, temanya adalah hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.