KPU diminta tak urusi soal debat

Soal-soal debat dikhawatirkan bocor dan pertanyaan dari panelis dianggap kedaluwarsa.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (kiri) dan Fadli Zon memberikan keterangan kepada media saat tiba di Rutan Cipinang, Jakarta, Rabu (6/2). Foto Antara

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai debat kedua Pilpres 2019 yang mempertemukan Joko Widodo dan Prabowo Subianto berjalan lebih atraktif. Namun demikian, menurut Fahri, masih ada sejumlah hal yang perlu dibenahi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara debat. 

Salah satunya, kata Fahri, ialah terkait pertanyaan-pertanyaan dalam debat. "Tetapi masih saya anggap banyak yang perlu diperbaiki. Sesi (debat eksploratif dan inspiratif) terakhir itu yang bagus. Tapi, KPU cukup kasih tema dan enggak usah urus konten," kata Fahri kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/2). 

Ia mengusulkan kepada KPU supaya tidak lagi menyusun soal-soal rahasia bersama para panelis khusus untuk sesi ke-4 debat. Menurut dia, akan lebih baik jika pertanyaan-pertanyaan dalam debat disusun oleh pasangan capres-cawapres dan tim sukses masing-masing. 

"Sesi ke-4 itu aja dibiarin. Biar soal dari mereka dan jawaban dari mereka. Dengan segala hormat, saya enggak percaya soal rahasia KPU itu tidak bocor. Lagi pula ngapain KPU suruh ahli yang nanya," cetus penggagas Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) itu.

Fahri menegaskan, sebaiknya KPU fokus mengurusi alokasi waktu dan tema yang diperdebatkan. Pertanyaan-pertanyaan debat lebih baik digodok oleh tim pemenangan untuk mencegah kemungkinan soal-soal bocor ke salah satu pihak.