Ma'ruf dan Sandi dinilai tersandera citra diri

Kedua cawapres lebih cenderung sibuk menonjolkan citra diri masing-masing. 

Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno beradu gagasan di debat putaran ketiga di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3). /Alinea.id/Ahmad Rifwanto

Penampilan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno di debat ketiga Pilpres 2019 dinilai miskin gagasan substantif. Kedua cawapres lebih cenderung sibuk menonjolkan citra diri masing-masing. 

Demikian diungkapkan Dekan Fakultas Hukum Universitas Nasional Ismail Rumadan dalam diskusi bertajuk "Evaluasi Debat Ketiga, Sudahkah Memenuhi Ekspetasi Pemilih?" di Restoran Tjkini Lima, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (18/3).

Ismail mencontohkan miskinnya perdebatan kedua cawapres ihwal tema sosial budaya. Padahal, lanjut dia, banyak persoalan-persoalan terkait sosial budaya yang membutuhkan solusi konkret dari pemerintah sekarang dan ke depan. 

"Bayangin eksistensi adat dan budaya itu diakui lho oleh masyarakat. Seharusnnya adat dan budaya itu dapat diperkuat dengan memberikan kepastian hukum. Debat semalam saya melihat itu belum muncul," kata Ismail. 

Secara spesifik, Ismail menyinggung berlarut-larutnya pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Masyarakat Adat. Padahal, UU itu dijanjikan Jokowi-JK sejak masa kampanye Pilpres 2014. Ia khawatir, jika pemimpin yang akan datang tidak serius terhadap persoalan itu, maka akar budaya Indonesia bakal goyah.