Mudarat koalisi tambun Prabowo-Gibran 

PKB dan NasDem dirayu masuk ke koalisi Prabowo-Gibran. Friksi di internal koalisi bisa pecah karena bagi-bagi kursi menteri.

Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto berbincang dengan para ketua umum parpol pendukung Prabowo-Gibran di sela-sela debat capres yang diselenggarakan KPU di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Februari 2024. /Foto Instagram @prabowo

Niat calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto untuk membangun koalisi besar sebagaimana era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) periode kedua kian jelas. Setelah merayu NasDem, Prabowo juga diisukan mengajak Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk bergabung di koalisi parpol pendukung Prabowo-Gibran. 

Rumor politik itu setidaknya dibenarkan Ketua Tim Kerja Strategis Prabowo Gibran, Bahlil Lahadalia. Tanpa merinci, ia menyebutkan akan ada partai politik dari kubu oposisi yang bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran.

"Semua dekat, kok... Feeling saya ada (yang akan bergabung). Warnanya sejuk," kata Bahlil kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (20/3) lalu. 

PKB dan NasDem merupakan parpol pengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Pilpres 2024. Usai bertemu Prabowo di NasDem Tower, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu, Ketum NasDem Surya Paloh mengaku parpolnya berpeluang bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran. 

Tawaran untuk bergabung juga datang ke PDI-P. Februari lalu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Dwiyanto Soeparno mengatakan pintu bagi PDI-Perjuangan untuk bergabung di pemerintahan Prabowo-Gibran juga terbuka lebar.