Reuni 212 dinilai sebagai antitesis Jokowi

Reuni 212 membuyarkan upaya Jokowi yang berusaha untuk dekat dengan umat Islam.

Joko Widodo berada di Pabrik Yamaha. Elektabilitas Jokowi terancam adanya Reuni 212./Antara

Reuni 212 yang berlangsung akhir pekan lalu harus diakui membawa dampak elektoral bagi kubu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Prabowo jelas diberi panggung untuk berkampanye dalam acara tersebut, kondisi tersebut secara otomatis meminggirkan posisi Joko Widodo (Jokowi) sebagai petahana. 

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai calon presiden petahana Jokowi terlihat galau. Pasalnya, sejak awal Jokowi yang tengah membangun citra bahwa dirinya dekat dengan umat, sesaat dibuyarkan dengan Reuni 212. 

Selama satu tahun terakhir, Jokowi sedang berusaha meredam citra negatifnya yang selalu dituding sebagai rezim anti Islam dan kerap mengkriminalisasi ulama. Titik kelemahan Jokowi tersebut justru berhasil dimanfaatkan lawannya untuk makin menegaskan titik lemah Jokowi.    

Sekalipun berusaha mendekati simpul-simpul basis massa pemilih muslim gencar dilakukan dengan melakukan kunjungan dari pesantren ke pesantren, demi meyakinkan para ulama dan kiyai di pesantren kalau pemerintahannya berpihak pada umat dan bukan anti Islam seperti yang dituduhkan selama ini. Rupanya tidaklah cukup. 

"Pilihan politik tersebut tentu punya motif yang sangat jelas. Jokowi ingin meredam sentimen anti Islam yang dicitrakan pada dirinya dan sekaligus merespon isu SARA yang dituduhkan selama ini," kata Pangi dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id